Pemulung Naik Haji Plus (Kisah Haji Inspiratif)

Kabar menggembirakan bagi Mak Yati, pemulung yang menabung selama 3 tahun demi membeli kambing untuk diqurbankan. Mak Yati akan naik haji dengan menggunakan fasilitas Ongkos Naik Haji (ONH) Plus.

“Rencananya tahun depan pakai ONH plus, yang enggak nunggu lama-lama,” kata salah satu panitia yang ikut mengurusi keberangkatan Mak Yati, Agnes, kepada detikcom, Sabtu (17/11/2012).

Pemulung Naik Haji PlusAgnes menceritakan kisah Mak Yati membuat sejumlah donatur simpati hingga akhirnya berinisiatif untuk mengumulkan dana dan memberangkatkan Mak Yati dan suaminya Maman ke tanah suci Mekah.

“Dari rombongan haji dari Pak Rinaldi yang punya Radio A Dalem Tebet. Jadi sebenarnya waktu itu kan naik haji sama rombongan kebetulan ada wartawan juga. Mereka cerita-cerita lihat di internet ada pemulung ngumpulin uang 3 tahun buat beli kurban. Pak Renaldi punya inisiatif untuk ngumpulin uang. Akhirnya seluruh romobongan haji itu banyak yang saweran,” tutur Agnes.

Agnes mengatakan, para donatur akan menanggung semua ongkos naik haji Mak Yati dan Suami. Mak Yati hanya tinggal mempersiapkan kesehatan saja, “Biaya haji dia sama suaminya dan uang saku,” ucap Agnes.

Menurut Agnes, saat ini Mak Yati dan suaminya masih terkendala di administrasi,”Berhubung dia belum punya KTP makanya administrasinya dulu yang kita urus,” ujar Agnes.

Sumber: detik.com

Keajaiban Air Zam-zam dapat Menyembuhkan Kencing Batu

Adalah Bapak H. Hariyanto, salah satu jamaah haji asal Blitar yang menuturkan dengan penuh semangat kisah keajaiban air Zam zam yang dialaminya dalam hidupnya ketika menunaikan rukun Islam ke 5 tahun 2006/2007 1427 H.

Sebelum berangkat ke Tanah Suci, Beliau menderita sakit kencing batu atau batu ginjal. Berbagai upaya medis telah dilakukan dan sehari-hari harus mengkonsumsi obat yang diresepkan telah dokter, dan itu berjalan cukup lama.

Beliau menuturkan bahwa ketika kambuh, sakit yang luar biasa dirasakannya. Nah pada saat beliau menunaikan ibadah haji tahun 1247 H, kendala utama yang masih dirasakan adalah penyakit tadi, sehingga dengan semangat yang luar biasa rasa sakit itu terkalahkan oleh kenikmatan bisa manjalankan rukun Islam ke 5 di tanah Suci. Baca lebih lanjut

Berhaji Dengan Sepeda

Banyak cara dan jalan menuju Makkah. Menunaikan ibadah haji selama ini bisa dilakukan dengan darat, laut, dan udara, bisa juga dilakukan dengan berbagai sarana transportasi. Tahun lalu seorang jamaah haji asal Azarbeijan menunaikan haji dengan berjalan kaki. Tahun ini, seorang jemaah haji asal Prancis akan menunaikan ibadah haji dengan menggunakan sepeda ontel.

Rindu tak Pernah Pudar

Rizqullah menunaikan ibadah haji pertama kali tahun 1985. Ia berangkat dari Amerika Serikat. Saat itu ia sedang menempuh pendidikan S2 di negeri Paman Sam itu. Bank BNI yang mengirim dia untuk tugas belajar ke AS.

Biasanya tiap liburan musim panas, Rizqullah memanfaatkannya dengan berkeliling negara-negara bagian di Amerika Serikat. Pada 1985 itu ia mikir-mikir, summer kali ini mau ke mana. Kebetulan ada teman satu apartemen, orang Indonesia juga, ayahnya mengelola pemberangkatan jamaah haji.

Basisnya di Jeddah. Tiap tahun temannya itu selalu membantu orang tuanya mengurus jamaah haji. `’Dia menawari saya untuk ikut ke Tanah Suci. Awalnya saya masih mikir soal ongkos. Tapai dia bilang, yang penting tiket pesawatnya saja. Kalau sudah sampai di Arab, yang lainnya insya Allah beres. Akhirnya saya putuskan ikut,” tutur Rizqullah.

Walaupun ikut ONH Plus tersebut, Rizqullah tidak selamanya mengikuti acara rombongan. Dia sering pergi sendiri, misalnya ke Jeddah dan Makkah. Beberapa kali dia menginap di Masjidil Haram. Dia bergabung dengan anggota jamaah lainnya di Jeddah. `’Saya lebih suka jalan sendiri, selain menghemat ongkos, juga tidak terikat,” ujar Rizqullah yang pernah ditugasi memimpin cabang BNI di Hongkong dan London.

Ada yang menarik ketika pertama kali Rizqullah masuk Masjidil Haram. `’Pertama kali melihat Ka’bah, tanpa sadar badan saya merinding dan bergetar. Air mata menetes. Ketika itulah saya merasakan betapa besarnya Allah, dan betapa kecilnya saya,” tutur lelaki yang pernah memimpin berbagai cabang BNI di Indonesia itu.

Ada pengalaman lain yang juga selalu diingatnya. Waktu ia dan teman yang lain hendak tawaf, dia meletakkan sandal di dekat tiang masjid. Dia telah diingatkan oleh temannya agar jangan menaruh sandal di situ. `’Saya bilang, ini Masjidil Haram, aman. Tapi dia mengatakan, bisa saja sandal saya hilang,” kata Rizqullah yang kini dipercaya sebagai Pemimpin BNI Syariah.

Selesai tawaf, Rizqullah mencari sandal tadi, ternyata tidak ada di tempatnya. Rombongan kembali ke penginapan. Sepanjang jalan, Rizqullah berpikir, apa kesalahan yang telah dilakukannya. Dia memutuskan balik lagi ke Masjidil Haram. Di tempat itu, ternyata bungkusan berisi sandal dalam keadaan utuh. `’Hal ini menyadarkan saya, bahwa kita tidak boleh bicara sembarangan, tidak boleh takabbur,” ujarnya.

Rizqullah juga mempunyai pengalaman lain yang sulit dilupakan. Saat menunggu shalat Isya di Masjidil Haram, dia didatangi orang dari Timur Tengah. Dia mengaku kena musibah dan perlu uang untuk membeli kain ihram. Rizqullah hanya membawa uang 75 riyal. Akhirnya ia patungan dengan jamaah lain untuk membantunya.

Sekembalinya ke Jeddah, dia ceritakan hal itu. `’Mereka mengatakan saya kena tipu. Ternyata banyak orang yang suka menipu di Tanah Suci. Mulanya saya tidak percaya hal itu,” ujarnya. Berhaji, kata Rizqullah, memberikan bekas spiritual yang sangat mendalam di hatinya. Rizqullah dan rombongan berangkat ke Madinah naik bus ber-AC. Sepanjang perjalanan, dia melihat kiri-kanan. Tidak ada apa-apa, hanya gurun yang terhampar. Di tengah perjalanan, rombongan beristirahat sejenak di rest area.

`’Begitu keluar dari mobil, panas terasa menyengat. Saya lantas teringat, dulu Rasulullah perjuangannya sangat berat dan keras. Beliau harus melintasi padang pasir yang terik dengan berjalan kaki dan naik onta, untuk mendakwahkan Islam kepada umat manusia. Ini memberikan inspirasi yang amat berharga bagi saya untuk menempuh perjuangan hidup,” paparnya.

Pengalaman haji membuat Rizqullah selalu rindu untuk balik lagi ke sana. Tahun 1990, saat bertugas di Hongkong, dia pun menyempatkan diri berhaji untuk kedua kalinya. Ketika bertugas di BNI Cabang London tahun-tahun menjelang dan saat berlangsung krisis ekonomi Indonesia (pertengahan tahun 1997), hampir tiap tahun Rizqullah melaksanakan umrah.

Setiap kali menunaikan ibadah haji atau umrah, akunya, dia selalu menangis. `’Walau berkali-kali kita datang ke Tanah Suci, kesannya tidak pernah berkurang. Saya lalu teringat ceramah Buya HAMKA (almarhum). Dia mengatakan begini: Saya bukan sombong, saya sudah keliling ke Rusia, Eropa, Amerika, tapi saya tidak ingin ke sana lagi. Sebaliknya, saya sudah belasan kali pergi ke Tanah Suci, tapi sampai sekarang kerinduan untuk kembali dan kembali lagi ke sana, tak pernah pudar.”

Hal itu pun, kata Rizqullah, dirasakan olehnya. `’Tiap pergi ke Tanah Suci, seakan-akan baterai yang redup atau lemah di-charge sehingga terang kembali. Tanah Suci selalu membuai, selalu menimbukkan kerinduan. Kalau kita sudah di Makkah, kembali ke Tanah Air itu rasanya berat, malas,” ujarnya.

Selain belaian rindu, haji dan umrah membuat Rizqullah makin yakin terhadap kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. `’Semangat dan nilai-nilai ibadah haji dan umrah sangat mempengaruhi perikehidupan saya, terutama dalam melaksanakan tugas-tugas dari kantor. Saya tidak takut menghadapi siapa pun, kecuali Allah SWT. Kalau ada sesuatu yang keliru, saya tidak takut untuk mengatakannya, walaupun itu menyangkut atasan saya. Saya juga bertambah yakin, kalau kita berbuat baik, kita pasti akan memetik hikmah dan imbalannya,” tutur Rizqullah.

(Irwan Kelana )

Sumber: http://www.republika.co.id

Menjadi Direktur Bank Setelah Haji

Selain banyak kejadian aneh di Tanah Suci, ibadah haji juga bisa membawa berkah tersendiri jika dilaksanakan dengan niat yang suci dan diamalkan dengan bai. Hal ini yang dirasakan betul oleh oleh Zainulbahar Noor. Sepulang menunaikan ibadah haji tahun 1990, lelaki kelahiran Binjai, Sumatera Utara, 8 November 1943 itu diajak terlibat dalam persiapan pembentukan Bank Muamalat, yang merupakan bank syariah pertama di Indonesia.

Baca lebih lanjut

Kisah Para Calon Jemaah Haji di China

Suatu hari di musim dingin, Ma Xiulan duduk di lantai bersama 200-an orang di suatu balai di Beijing. Perempuan berusia 74 tahun tersebut dengan saksama mendengarkan ceramah dari seorang pria yang berdiri di mimbar. Ma, yang datang jauh-jauh dari Kawasan Otonomi Mongolia Pedalaman, tampak tenang dan siap mengarungi perjalanan jauh.

Empat puluh delapan jam kemudian, dia sudah duduk tenang bersama rombongan di dalam pesawat yang akan terbang selama 12 jam menuju Arab Saudi. Perjalanan yang sudah lama diidam-idamkan Ma Xiulan akhirnya tercapai, yaitu menjalankan ibadah haji.

Seperti semua jemaah calon haji di China, dia harus menjalani berbagai pelatihan dan pembekalan, termasuk mendengar ceramah dari pria yang ada di mimbar. Isi ceramahnya, kebijakan-kebijakan keagamaan dan luar negeri Pemerintah China. Baca lebih lanjut

Umrah dan Tata Caranya

Umrah adalah salah satu kegiatan ibadah dalam agama Islam. Hampir mirip dengan ibadah haji, ibadah ini dilaksanakan dengan cara melakukan beberapa ritual ibadah di kota suci Mekkah, khususnya di Masjidil Haram. Perbedaan umrah dengan haji adalah waktunya. Umrah bisa dilaksanakan sewaktu-waktu (setiap hari, setiap bulan, setiap tahun), sedang haji hanya dapat dilaksanakan pada beberapa waktu antara tanggal 8 Dzulhijjah hingga 12 Dzulhijjah. Sebagai ritual yang tidak wajib (banyak ahli hukum Islam menyebutnya sebagai sunnah) bila dilaksanakan mendapatkan balasan dari Tuhan.

Tata Cara umrah

Untuk tata cara pelaksanaan umrah, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :

  1. Disunnahkan mandi sebelum ihram untuk umrah.
  2. Memakai pakaian ihram. Untuk lelaki 2 kain yang dijadikan sarung dan selendang, sedangkan untuk wanita memakai pakaian apa saja yang menutup aurat tanpa ada hiasannya dan tidak memakai cadar atau sarung tangan.
  3. Baca lebih lanjut

Menjadi Mahasiswa Terbaik dan Membangun Rumah Tangga Sakinah Berkat Haji

Makkah merupakan Kota Suci umat Islam yang memiliki keistimewaan dari jaman dahulu hingga sekarang. Terutama Ka’bah yang menjadi kiblat shalat umat Islam mempunyai keutamaan yang tidak dimiliki oleh bangunan lainnya. Sehingga tidak heran jika di tempat tersebut seringkali terjadi keajaiban yang mencengangkan hati, tidak masuk akal tetapi terjadi secara nyata.

Alkisah, kawan karibku—saat itu kuliah di Al-Azhar Mesir—ingin pergi haji memenuhi panggilan Ilahi. Di saat yang sama, ada seorang akhwat yang seangkatan dengannya juga berkeinginan untuk pergi haji. Namun, Pemerintah Saudi mensyaratkan bagi setiap perempuan yang ke Tanah Suci harus memiliki mahram. Keputusan ini sifatnya mutlak dan tidak bisa ditawar. Akhirnya mau tidak mau akhwat tersebut mencari muhrim yang siap mendampinginya untuk memenuhi persyaratan tersebut. Sebenarnya ada beberapa orang yang siap menjadi akhwat tersebut, tetapi karena pertimbangan akhlak, dan perilaku yang mulia, maka akhwat itu memutuskan untuk meminta kawanku menjadi muhrimnya. Baca lebih lanjut

Tubuh Terguncang Saat Thawaf

Sebagaimana para jamaah umroh lainnya, Pak M melakukan tawaf sebanyak tujuh putaran. Ketika itu yang terpikirkan hanya lintasan sejarah pembangunan Rumah Suci itu. Ia mengadu kepada Allah : “ya Allah, apakah aku meninggalkan Ka’bah tanpa goresan yang dalam di relung hati, kecuali lintasan sejarah dalam pikiran? Bismillaahirrahmaanirrohiim….” Baca lebih lanjut

Kitab Kuning yang Terselamatkan

Kisah nyata ini dialami oleh seorang ibu dari Pekalongan Jawa Tengah. Sebelum berangkat menunaikan haji, anaknya yang mengaji di Pondok Pesantren Al-Falah, Kediri, Jawa Timur memintanya untuk membelikan kitab-kitab kuning yang diajarkan di Pondoknya. Karena kitab-kitab itu sulit didapatkan atau bahkan tidak dijual di Indonesia, maka dia meminta ibunya untuk membelikannya di Makkah. Baca lebih lanjut